Posts

Showing posts from January, 2010

Check Install - Pentingkah?

Untuk beberapa user yang udah mahir, mungkin tidak terlalu memerlukan software ini. Tapi, untuk newbie seperti saya yang kadang kesulitan dalam melakukan uninstall program yang dikompile dari Source Tarball, saya rasa sangat penting. Pembuat program ini bilang, "banyak yang menanyakan bagaimana cara meng-uninstall program yang dikompilasi dari source code, dan kadang ada beberapa programmer yang tidak menyertakan script uninstall di makefilenya (walaupun jarang hal itu terjadi)". Oleh karena hal tersebutlah, kemudian beliau membuat program CheckInstall ini. Program ini akan melakukan installasi software yang telah di: ./configure make Lalu, dengan hanya mengetikkan "checkinstall" (dari direktori yang sama dimana proses kompile berlangsung), secara otomatis program yang dikompile akan terinstall dan akan terbentuk file berextensi *.tgz (untuk Slackware) untuk memudahkan proses installasi di kemudian hari sehingga tidak perlu melakukan kompile ulang seandainya

Kaffeine H.264 Error Solution

Image
Beberapa hari yang lalu dipusingkan oleh errornya Kaffeine ketika saya tuning ke channel tv satelit yang berformat MPEG4 (sebut saja B4U Music India di Asiasat 3). Padahal hampir saja saya berpaling dari Slackware gara-gara hal ini dan memutuskan pengen nginstall ulang Ubuntu ME 8.04 yang secara default tidak bermasalah sama sekali untuk membuka channel tersebut. Setelah melihat apa yang terjadi lewat Terminal, ternyata masalahnya ada di H.264 - PAFF interlacing is not implemented . Saya tidak menyerah begitu saja. Masih ada google buat saya nyari bantuan. Tidak mau kalah dengan masalah yg ada, saya langsung menuju website resmi Kaffeine, dan pergi ke forum khusus membahas Kaffeine. Dari forum situ, saya temukan solusinya yang ternyata sangat simple sekali. Kunci utamanya ternyata ada di saat kita compile Xine-lib. Saya pikir, karena Xine dan FFMpeg tidak berada dalam satu paket Slackware, otomatis xine-lib terinstall dengan konfigurasi dari Slackware yang tidak ada hubungannya den

Install Sendiri Aplikasi Multimedia

Ada banyak pilihan aplikasi pemutar file mulitmedia di Slackware. Tapi, dari kesekian yang ada, saya masih perlu menginstall lagi yang lainnya, tentunya yang butuhkan karena memang fitur yang saya perlukan tidak ada pada aplikasi yang ada. Contoh simplenya yaitu fitur dvb player yang selama ini saya adalah Kaffeine, tapi tidak terinstall secara default di Slackware. Otomatis saya perlu melakukan installasi dengan mendownload sourcenya dari internet (tidak tersedia di DVD Slackware yang saya dapatkan sebagai bonus dari InfoLinux). Berikut beberapa aplikasi yang saya install sendiri: - Kaffeine - MPlayer - VLC Sedangkan pemutar file multimedia yang telah tersedia saat Slackware selesai diinstall di antaranya (Slackware 12.2): - Xine 0.99.5 - Audacious - XMMS - Amarok - GXine - Noatun - dan beberapa lainnya Untuk itu, rujukan pertama saya adalah http://www.slackbuild.org .

Migrasi Itu Sulit

Seperti judul postingan ini, "Migrasi Itu Sulit". Mengapa sulit? Alasan utama saya adalah faktor psikologis. Untuk bermigrasi ke Linux sepenuhnya, bagi saya faktor ini sangat berperan penting. Bisa saja saya migrasi setahun yang lalu, tapi tetap saja kemudian saya kembali menggunakan Windows bajakan yang saya copy dari teman. Perasaan 'enteng' saja make Win copy itu membuat saya back to it tanpa merasa bersalah. Tapi, yang namanya hati nurani, tetap saja suatu saat terketuk untuk selalu mencari "jalan pulang". Saya tidak mengatakan produk Microsoft Windows itu jelek, bahkan saya salut karena Microsoft bisa melayani user dari segala penjuru dunia untuk memakai produknya. Hehehe, kalau Windows bagus mengapa kok saya gak pake dan malah bermigrasi ke Linux? Kembali lagi ke alinea satu, faktor psikologis. Sejak punya PC, OS yang saya pake adalah Windows. Tapi sayangnya, untuk mendapatkan Windows yang genuine dan software-software pendukungnya saya malah kesul

Slackware All About

Susah sekali menemukan referensi Slackware berbahasa Indonesia, kebanyakan hanya dalam bahasa Inggris. Kadang bahkan dalam bahasa Inggris sekalipun juga sulit mencari solusi dari masalah yang sedang saya hadapi ketika bermain dengan mesin Slackware. Akhirnya saya putuskan untuk membuat blog tentang Slackware itu sendiri yang berisi pengalaman saya selama menggunakan Slackware serta segala pernak-perniknya. Sementara ini saya fokus ke Slackware 12.2 karena versi ini yang paling stabil di PC jadul saya: Pentium 4 - 1.6GHz RAM 512 MB VGA - AGP 128 MB HDD 160 GB SATA Semoga bermanfaat!